Entri Populer

Kamis, 15 Maret 2012

Marco Materazzi @ioMatrix23

Marco Materazzi adalah pesepak
bola yang berasal dari Italy dan
bermain inter Milan. Marco Materazzi lahir di Lecce
dan ayahnya yang bernama
Giuseppe Materazzi adalah ex
pemain Lecce. Giuseppe juga
adalah mantan pelatih sepak
bola di Italia tim – tim yang pernah ditangani oleh Giuseppe
adalah Pisa, Lazio, Sporting CP
dan Tianjin Teda. Materazzi
memulai karir pronya sebagai
pesepak bola bersama tim junior
Messina Peloro pada musim 1990-1991. Materazzi juga
mengawali karirnya dengan
banyak memperkuat tim – tim
divisi bawah di italia dan
kompetisi amatir. Dimulai bersama
tim amatir Tor di Quinto (1991-92), bersama Marsala di
seri C 2 (1993-1994), dan
kemudian berlanjut di Serie C1
bersama Trapani (1994-1995),
bahkan bersama Trapani dia
nyaris membuat bersejarah promosi ke Serie B namun
sayangnya Trappani kalah
dibabak playoff melawan Gualdo
untuk memperebutkan tiket
promosi ke seri B.
Setelah bermain di Trappani, Materazzi di transfer oleh salah
satu klub seri B Perugia Calcio
pada tahun 1995, setahun
memperkuat memperkut Perugia,
Materazzi dipinjamkan kepada
salah satu klub seri C lainnya yaitu Carpi. Sebelum kembali ke
Perugia, Materazzi kembali di
pinjamkan kesalah satu klub
divisi utama liga Inggris, Everton.
Praktis pada musim 98-99
Materazzi menghabiskan musimnya bersama Everton.
Bersama Everton Materazzi
hanya bertahan satu musim, dia
hanya dimainkan empat kali
hanya dalam 27 pertandingan,
dan mencetak dua gol melawan Middlesbrough di liga dan
Huddersfield Town di Piala FA. Setahun berselang, pada musim
1999- 2000 Materazzi kembali
lagi ke Perugia yang saat itu
telah promosi ke Sei A dan pada
musim tersebut Materazzi
membuat rekor sebagai bek tersubur di Seri A dengan total
12 gol dia menyamai rekor Daniel
Passarella sebelumnya yang
menjadi bek tersubur di Seri A
dalam satu musim. Karena
pencapaiannya tersebut, nama Materazzi pun langsung
mencuat, banyak klub – klub
mengincar Materazzi, namun
pada kompetesi 2000 – 2001
Materazz menerima tawaran
inter dan resmi memperkuat inter pada musim tersebut
dengan bandrol 10 juta euro.
Materazzi pun memulai musim
yang luar biasa bersama inter.
Prestasinya bersama inter
sangat luar biasa, Materazzi nyaris sukses di semua kompetisi
yang pernah dia ikuti. Membawa
inter lima kali scudetto berturut
– turut, dilanjutkan dengan
menjuarai coppa Italia sebanyak
empat kali, sukses menjuarai super Italia sebanyak empat kali
dan sukses membawa inter
menjadi jawara liga Champion
dan FIFA world cup championship
sebanyak satu kali. Pada
kompetisi seria A musim 2006 – 2007 terasa special bagi
Materazzi karena sukses
membawa inter scudetto dan
Materazzi juga sukses mencetak
10 gol pada kompetisi tersebut.
Pada bulan april 2008 Materazzi memcatat penampilannya yang
ke-150 bersama Inter pada saat
menghadapi Atlanta dan
pertandingan tersebut di
menangi oleh inter dengan skor
2-0. Selain memperkuat inter,
Materazzi juga memperkuat
Negaranya, Italia. Debut
Materazzi bersama Italia terjadi
pada tanggal 25 April 2001, saat
Italia beruji coba melawan Afrika Selatan. Kemudian debutnya
dilanjutkan pada saat babak
kualifikasi piala dunia 2002 saat
menghadapi Hungaria dan
Gerorgia. Setelah itu Materazzi
rutin memperkuat timnas hingga tahun 2008. Pada awalnya,
Materazzi hanya menjadi bek
pelapis trio legendaries yang
pernah memperkuat Italia, Paolo
Maldini, Alesandro Nesta dan
Fabio Cannavaro. Walaupun demikian pada masanya
Materazzi selalau memperkuat
Italia disetiap ajang ajang yang
diikuti oleh Italia. Dimulai pada
saat Italia bertarung di ajang
World Cup 2002. Pada ajang tersebut Materazzi hanya
bermain beberapa menit melawan
Krosia, karena pada saat itu
Nesta mengalami cedera dan
digantikan oleh Materazzi dan
sial Italia kalah 2-1 pada saat itu dan perjalanan Italia hanya
sampai babak 16 besar setelah
takluk dari tuan rumah Korea
Selatan. Dua tahun kemudian
tepatnya di Piala Eropa 2004 di
Portugal, Materazzi tetap dibawah oleh pelatih Italia pada
saat itu yang di pegang oleh
Giovanni Trappatoni. Pada dua
pertandingan awal di EURO 2004
Materazzi hanya di duduk di
bangku cadangan. Namun pada pertandingan ketiga Materazzi
dimainkan ketika menghadapi
Bulgaria, dikarena Cannavaro
absen maka Materazzi masuk ke
starting XI. Menampilan
Materazzi di partai tersebut jauh dari kata memuaskan,
sebaliknya Materazzi membuat
kesalahan fatal, menjatuhkan
Martin Petrov di kotak pinalti
dan Bulgaria mendapatkan
hadiah pinalti, apalagi pada saat itu Italia butuh kemenangan
untuk lolos ke fase berikutnya.
Setelah EURO 2004 selesai
Materazzi dikritik habis –
habisan karena kesalahannya
tersebut. Dalam turnamen ketiga bersama
Italia yakni di piala dunia 2006 di
Jerman, Materazzi masih dibawa
oleh pelatih Italia saat itu,
Marcelo Lippi untuk memperkuat
gli azzuri. Dan hasilnya sangat luar biasa, Materazzi sukses
mengantar Italia Berjaya di piala
dunia Jerman 2006 dan
istimewanya lagi Materazzi
sukses mencetak gol di partai
puncak. Pada awal tournament tepatnya di dua pertandingan
pertama Materazzi hanya duduk
di bangku cadangan, namun
kesempatan datang kepada
Materazzi pada saat Italia
menghadapi Ceszka, Materazzi masuk di awal babak kedua
menggantikan Alessandro Nesta
yang mengalami cedera. Hanya
butuh beberapa menit Materazzi
langsung mencetak gol.
Memanfaatkan tedangan sudut yang di eksekusi oleh Francesco
Totti, Materazzi langsung
memanfaatkan bola tersebut
untuk dijadikan gol membuat
Italia memimpi 1 – 0. Gol yang di
cetak Materazzi itu adalah golnya yang pertama sejak
memperkuat Italia. Pertandingan
tersebut berakhir dengan skor 2
– 0 untuk Italia yang mana gol
tambahan dicetak oleh Filipho
Inzaghi. Karena cedera yang dialami oleh Nesta cukup parah,
maka Nesta tidak bisa
memperkuat Italia di babak
berikutnya. Di babak 16 besar
Materazzi menjadi pemain inti,
bersama Cannavaro Materazzi mengawal lini belakang Italia,
namun sayang Materazzi tidak
bermain penuh karena di
pertengahan babak kedua dia
mendapatkab kartu merah,
namun Italia lolos ke babak delapan besar setelah
memenangkan pertandingan
tersebut dengan skor 1 – 0
yang mana gol dicetak oleh Totti
dari titik penalty, praktis, pada
babak delapan besar saat menghadapi Ukraina, Materazzi
tidak bermain dan posisinya
digantikan oleh juniornya, Andrea
Barzagli. Di pertadingan tersebut
Italia menang 3 – 0 dan melaju
ke babak semifinal. Pada saat babak semifinal,
Materazzi kembali mengisi
starting XI Italia yang pada saat
itu Italia bentrok dengan tuan
rumah Jerman. Bersama duetnya
kala itu, Fabio Cannavaro, Materazzi sukses mengawal lini
belakang Italia, hasilnya Italia
menang 2 – 0 atas tuan rumah
Jerman dan melaju ke babak
final bertemu Prancis. Pada
partai final tersebut, Materazzi kembali menjadi pilihan pertama
di skuad inti Azzuri. Belum genap
10 menti pertandingan
berlangsung, Materazzi
melakukan kesalahan, yaitu
menjatuhkan Florient Moulda di kotak penalty, otomatis Prancis
mendapatkan hadian penalty.
Penalty tersebut dieksekusi oleh
Zidane dan membuahkan gol.
Prancis 1 Italia 0. Namun
memasuki setengah jam permainan, Materazzi sukses
membayar kesalahannya dengan
mencetak gol. Memanfaatkan
umpan Andrea Pirlo dari
tendangan sudut, bola tersebut
berhasil disundul oleh Materazzi dan membuat skor menjadi
imbang, Prancis 1 Italia 1.
Pertandingan tersebut berakhir
dengan adu pinalti dan Italia
kelur sebagai juara piala duni
2006 dengan skor 5-3. Inilah prestasi tertinggi Matrerazzi
bersama Negaranya, Italia. Dikalangan pemain dan rekan
sejawatnya, Materazzi dijuluki
“matrix”. Hal ini karena
Materazzi dikenal memiliki sifat
yang susah ditebak, terlalu
aggressive bahkan cenderung sangat kasar. Mantan compatriot
Materazzi di inter dan timnas
Italia, Francesco Toldo
mengatakan, “ terkadang apa
yang dia lakukan sangat sulit
diterima akal, dia bisa saja secara tiba – tiba memukul
seseorang tanpa alasan yang
jelas, kemudian dia berkata,
saya hanya ingin mencoba
kekuatan tangan saya saja,
karena saya sudah lama tidak memukul orang.” Itulah kenapa
saya suka tertawa melihat apa
yang dikerjakan oleh Materazzi”
ujar Toldo. Kolegannya di inter,
Javier Zanetti turut memberikan
komentar. “ Marco tetaplah Marco. Tidak ada satu pun yang
bisa merubahnya. Dia tidak takut
kepada siapapun. Walau
karakternya yang Bengal bahkan
terkesan kasar, namun Marco
memiliki kecintaan dan totalitas yang sangat luar biasa kepada
tim yang dia bela. Dia adalah
interisti sejati dan sangat
mencintai negaranya. Itulah
kenapa fans begitu memujanya,
bahkan Marco adalah icon bagi para penghuni curva Nord”.
Materazzi pun berkomentar
tentang pribadinya.” Begitulah
saya. Saya tetaplah saya. Tidak
ada satu pun yang bisa merubah
saya. Semata – mata yang saya lakukan karena saya begitu
mencintai klub ini. Terserah
mereka mau menghina saya,
mencaci saya, menghujat saya
itu tidak jadi masalah bagi saya.
Tapi jangan sekali – sekali mereka menghina inter!!. Sudah
terlalu banyak hujatan yang
ditujukan kepada klub ini. Jelas
saya tidak bisa menerima.
Apapun akan saya lakukan untuk
membalas mereka yang menghina inter, karena saya sangat
mencintai klub ini.” Dedikasi,
totalitas, serta loyalitas yang
diberikan oleh Materazzi kepada
inter sangat besar, bagi Massimo
Moratti, Materazzi adalah sebuah Icon. “ Marco adalah
pemain asli Italia yang sukses
besar bersama saya. Dia adalah
pemain yang memiliki pengaruh
yang sangat luar biasa kepada
tim. Saya telah bicara kepada Marco jika dia meninggalkan
inter dan nanti akan kembali
lagi, saya telah menyiapkan
posisi yang special kepada Marco.
Itu sebagai balasan atas apa
yang telah diberikan Marco kepada inter”. Materazzi diketahui sangat
mencintai inter dan Italia. Bagi
Materazzi bisa memperkuat
negaranya.adalah suatu
kebanggaan. Hal itu diketahui
saat timnas Italia melakukan pertandingan, Materazzi adalah
orang yang paling keras
suaranya saat menyanyikan lagu
kebangsaan Negaranya.
Materazzi pun turut prihatin
atas apa yang dialami oleh negaranya pada saat piala dunia
2010 lalu. “ saat
menyedihkan.kesuksesan inter di
Eropa tidak di ikuti oleh Italia di
piala dunia. Italia adalah juara
bertahan, namun mereka tidak bisa berbicara di ajang tersebut.
Saya membicarakan hal tersebut
bersama Paolo Maldini, namun
kami telah sepakat untuk
melupakannya. Dengan
kedatangan Cesare Prandelli dan sejumlah nama – nama baru di
gli azzuri, saya yakin Italia bisa
berbicara banyak dimasa
mendatang.” Materazzi dikenal sebagai sosok
yang Bengal, suka menprovokasi
orang dan sangat kasar. Sudah
banyak kelakuannya bikin orang
menjadi panas. Seperti pada saat
derby Milan, Materazzi pernah memperagakan gaya jalan
seperti monyet didepan
pendukung Milan, tentu hal
tersebut memamcing amarah
milanisti, karena mereka
dianggap monyet oleh Materazzi. Masih dari derby, tentunya
sebagaian interisti masih ingat
ketika inter melawan Milan pada
januari 2010 lalu, setelah
pertandingan yang di menangkan
inter tersebut, Materazzi langsung memakai topeng
presiden Milan sekaligus perdana
menteri Italia Silvio Berlusconi,.
Tentu apa yang dilakukan
Materazzi tersebut memancing
amarah para fans Milan dan tentu amarah Silvio sendiri,
karena Materazzi dianggap
menghina perdana menteri Italia.
Materazzi pun memberikan
komentarnya. “ ini hanya
sekedar lucu – lucuan saja, topeng ini sangat mirip sekali
dengan yang aslinya, hidungnya
sangat panjang dan kepalanya
botak. Ini sangat lucu.” Ujar
Materazzi. Selain suka baku
hantam dengan pemain lawan, Materazzi juga tidak segan –
segan untuk adu otot dengan
teman satu timnya, hal ini
pernah terjadi dengan Mario
Balotelli. Ketika inter berhasil
mengalahkan Barcelona di laga home, tanpa sebab yang jelas
Balotelli langsung membuang kaos
inter di lorong menuju kamar
ganti setelah pertandingan usia,
terang saja apa yang dilakukan
Balotelli tersebut membuat Materazzi naik pitam. Tanpa
piker panjang Materazzi pun
langsung mengarahkan bogem
mentah ke muka Balotelli.
Materazzi pun berkata.” Kami
berhasil mengalahkan Barca dan ini sangat fantastic, karena
Barca adalah klub tebraik saat
ini. Semua pemain menikmati
euphoria tersebut, namun semua
jadi berantakan karena ulah
seorang anak ingusan dan apa yang dia lakukan sangat kurang
ajar. Tentu saya memberikan dia
sedikit pelajaran agar bisa
bersopan santu.” Tentunya masih banyak lagi ulah
Materazzi yang bikin sakit hati
banyak orang. Seperti saat inter
sukses menjuarai liga Champions
2009-2010, sebelum membagikan
mendali Materazzi memakai kaos yang tulisan kira – kira seperti
ini “ apa kalian mau trophy ini
juga, juve’? tentunya kaos
yang di pakai oleh Materazzi itu
langsung memancing amarah fans
dan management juventus. Lantas Materazzi pun
menjelaskan maksud tulisan
dikaosnya tersebut. “ juventus
terlalu bawel!!!mereka selalu
mengungkit skandal 2006.
Padahal inter tidak terlibat dan mereka selalu menuntut
scudetto 2006 dikembalikan. Dan
sekarang inter juara liga
champions. Saya pun mau
bertanya kepada mereka, apa
kalian mau yang ini juga, juve?’’ Ada banyak lagi kontroversi
yang dilakukan oleh Materazzi
sehingga apa yang dia lakukan
menjadi membahasan banyak
kalangan dan yang paling diingat
oleh pecinta sepak bola adalah insiden pada final piala dunia
2006 yang pada saat itu
melibatkan Zidane dan Materazzi.
Bermula ketika babak
perpanjangan waktu, terjadilah
gesekkan antara Zidane dan Materazzi dan terjadilah
tandukkan kepala Zidane ke
dada Materazzi atau sekarang
disebut sebagai headbutt of
Zidane. Tanpa piker panjang
wasit lansung memberikan kartu merah kepada Zidane dan
Prancis pun kehilanagn kapten
sekaligus inspirasi tim. Tidak ada
yang tahu pasti kejadian
tersebut. Menurut Zidane,
Materazzi telah melecehkan keluarganya, namun dibantah
oleh Materazzi. Materazzi
mengatakan bahwa Zidane
terlalu berlebihan menanggapinya
dan media terlalu membesar –
besarkan masalah tersebut, lantas Materazzi menempuh jalur
hukum dengan menuntut tiga
media Inggris, yaitu The Daily
star, The Daily mail dan The Sun
karena telah menyebar fitnah
dan mencermarkan nama baik. Karena moment itu terjadi pada
ajang kejuaraan yang disaksikan
oleh lebih dari 1 miliar penduduk
dunia, maka pada tahun 2006
majalah forbes menganugrahkan
moment tersebut sebagai “moment of the years” pada
tahun 2006. Karena sifat dan
karakternya yang seperti itu,
Jose Mourinho mantan pelatih
inter member penilaiann tentang
Materazzi. “ saya memuji apa yang telah dilakukan oleh
Materazzi selama ini. Apa yang
dia lakukan adalah sebuah
bentuk kejantanan dan gentle
dari seorang pria. Dan juga apa
yang dia kerjakan adalah sebuah kejujuran apa adanya. Bukan
kebohongan dan kemunafikan
yang ditunjukkan oleh banyak
orang didunia sepak bola. Saya
sangat percaya, pada masanya
nanti Materazzi akan menjadi pria yang sangar hebat.” Bagi
Genarro Gattuso, Materazzi
adalah sosok yang aneh, dia
tidak bisa menjelaskan
bagaimana hubungannya yang
sebenarnya dengan Materazzi apakah sebagai seorang
sahabat, saudara atau musuh.
Gatusso pun berkata. “ saya
tidak bisa menjelaskan
bagaimana hubungan kami
sebenarnya. Terkadang saya dan Materazzi duduk berdua dimeja
makan dan kami saling bercanda,
tapi lima menit kemudia kami bisa
saling baku hantam tanpa alasan
yang jelas”. Materazzi dikenal sangat
membenci fans ac Milan alias
Milanisti. Bagi Materazzi milanisti
hanya sekumpulan orang –
orang pinggiran di kota Milan
dan mereka hanya membuat keonaran saja. Materazzi pun
berujar “ saya menghormati
Milan sebagai sebuah klub, disana
saya memiliki banyak saudara
dan sahabat yang luar biasa,
tapi tidak dengan para fansnya. Tekadang apa yang mereka
katakan sudah melebihi batas
dan tidak bisa ditolerin lagi.
Mereka sangat tidak sopan
ketika mereka membicarakan
inter. Itulah terkadang yang membuat saya membalas
perlakuan mereka. Di Milan ada
dua klub, tifosi inter berasal dari
kalangan kelas menengah ke
atas, orang – orang kaya dan
memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan milanisti? Mereka
hanya sekumpulan para buruh
dan pekerja kasar yang ada di
Milan. Mereka suka membuat
kekacauan, bagi saya mereka
hanyalah “sampah – sampah” yang harus dibersihkan dari kota
Milan ini. Bagi Dejan Stankovic,
Materazzi adalah sosok yang
memiliki selerah humor yang
tinggi. Stankovic berujar. “
ketika memasuki putaran kedua kompetisi Materazzi berbicara
kepada saya dan dia
mengatakan, “ diantara seluruh
skuad inter saat ini hanya saya
dan Lucio yang pernah
memenangi piala dunia, bersama inter saya hanya gagal
menjuarai piala super eropa.
Namun ada satu lagi gelar juara
yang belum saya menangi,namun
saya yang tidak ingin
memenanginya,” setelah itu saya berrtanya, gelar apa itu?
Materazzi pun menjawab,
scudetto seri B. spontan saja
saya langsung tertawa
mendengar jawaban Materazzi
tersebut.” Materazzi sangat identik dengan
nomor punggung 23. Nomor inilah
yang selalu dia gunakan. Baik
ketika memulai karirnya sampai
bermain untuk timnas dan di
inter, Materazzi selalu menggunakan nomor 23.
Materazzi menjelaskan tentang
nomor jerseynya tersebut. “
pada awal tahun 90 an dunia
dihebohkan dengan hadir salah
satu atlit terbaik yang pernah hadir, Michael Jordan. Dia adalah
atlit terbaik sekaligus pebasket
terhebat yang pernah lahir. Dia
adalah legenda olahraga dunia.
Karena itulah ketika saya
berumur 10 tahun saya lebih tertarik menjadi pebasket dari
pada bermain bola. Namun
karena ayah saya adalah
mantan pemain sepak bola
professional dan juga menjadi
pelatih sepak bola, akhirnya saya menekuni sepak bola.
Sebagai gantinya saya selalu
menggunakan nomor 23
dimanapun saya bermain”. Sekarang Materazzi resmi
meninggalkan inter dan
berstatus bebas transfer,
karena kontraknya berkahir
musim ini dan dia tidak
memperpanjang kontraknya. “ sangat mengharukan, saya telah
bertemu Moratti dan saya telah
selesai di inter. Harus diakui
factor fisik menjadi kendala.
Walaupun seperti itu, saya
sangat berterima kasih kepada semuanya. Saya telah
menghabiskan waktu 11 tahun
yang sangat luar biasa. Bertemu
dengan pria – pria hebat dan
bisa berdiri dengan gagah
bersama para pemenang. Tentu saya tidak akan melupakan
semuanya. Para interisti juga
memberikan dukungan yang
sangat luar biasa kepada saya.
Saya sangat mencintai klub ini,
begitu juga dengan para tifosi sejati. Tubuh saya memang tidak
di inter lagi, namun hati saya
abadi bersama inter”. “
selamanya inter selalu dihati
saya”. Ketika ditanya tentang
masa depannya, Materazzi belum bisa memastika. “ telah ada
beberapa klub dari MLS dan
Timur tengah yang telah
menghubungi agen saya, ada
juga beberapa stasiun Tv
menawarkan saya menjadi analis dan komentator, semua belum
diputuskan. Saya juga tertarik
ingin segera mengambil lisensi
kepelatihan. Tapi seperti yang
saya katakan, semua belum ada
keputusan, sekarang saya masih menikmati liburan saya. Tapi
yang pasti saya ingin segera
kembali lagi ke Appiano Gentile,
entah itu bekerja didalam
jajaran pengurus klub atau di
staff kepelatihan, karena bagi saya inter adalah rumah yang
paling indah yang pernah saya
datangi.” Itulah sedikit mengenai Marco
Materazzi. Walaupun pada saat
bermain dia dikenal sangat
kasar, suka memperovokasi,
bahkan Bengal, namun semua itu
dia lakukan demi membela klub yang dia bela. Dan juga totalitas,
loyalitas dan dedikasi untuk inter
sangat pantas di acungi jempol.
Bagi para interisti harus
berbangga karena Materazzi
pernah membela inter dan telah memberikan segala kemapuan
terbaiknya untuk inter. grazie
matrix. Forza inter, Forza matrix
23!!!!!! Marco Materazzi Nama : Marco Materazi Tempat, tanggal lahir : Lecce
(Italia), 19 Agustus 1973 Tinggi : 193 cm Berat : 81 kg Posisi : defender
No punggung : 23 Karir klub : Tahun team penampilan gol 1993-1994 Marsala 25 4 1994-1995 Travani 13 2 1995-1998 Perugia 47 7 1996-1997 Carpi(pinjaman) 18 7 1998-1999 Everton 25 2 1999-2001 Perugia 51 15
2001-2011 Inter Milan 184 18 Prestasi
Bersama inter : * Serie A: 2006, 2007, 2008,
2009, 2010 * Coppa Italia: 2005, 2006, 2010,
2011 * Supercoppa Italiana: 2005,
2006, 2008, 2010 * UEFA Champions League: 2010
* FIFA Club World Cup
Championship: 2010 Bersama Timnas Italia : * FIFA World Cup: 2006 Prestasi Individu :
Serie A Defender of the Year:
2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar