Entri Populer

Rabu, 13 April 2011

Massimo Moratti lahir pada 16 Mei 1945 sebagai anak keempat Angelo dan Erminia Cremonesi. Berbeda dengan sang ayah, sejak kecil Massimo sudah mulai akrab dengan sepak bola, khususnya Inter.

Karier Massimo di Inter dimulai pada tahun 1995 usai meneruskan estafet kepemimpinan dari tangan Ernesto Pellegrini. Di era Massimo, Inter justru mengawalinya dengan masa-masa krisis. Sempat memenangi Piala UEFA pada musim 1997-98, setelahnya cukup lama Inter mengalami paceklik gelar.

Demi memburu gelar, lebih dari 300 juta euro atau sekitar Rp4,3 triliun telah dikucurkan Massimo guna mendatangkan bintang-bintang kelas dunia seperti Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Luis Figo, termasuk pemain termahal Inter, Christian Vieri. Dia dibeli dari Lazio pada 1999 seharga 48 juta euro (sekitar Rp694 miliar). Di eranya pula, Inter telah sembilan kali berganti pelatih.

Kesabaran Massimo akhirnya datang justru melalui cara yang tidak disangka. Pada musim 2005-06, Inter mendapat hibah scudetto dari tangan Juventus yang harus terdegradasi ke Serie-B akibat skandal calciopoli. Sejak itu pula Inter di era Massimo memulai kejayaannya. Tiga musim berikutnya, Inter tak terbendung untuk terus menguasai Serie-A.

Namun, masih ada satu prestasi yang belum berhasil dicapai Massimo. Liga Champions tetap menjadi prioritas utama Inter setelah mempertahankan scudetto. La Beneamata baru dua kali merasakan euforia juara di ajang tersebut di era Angelo Moratti.

Kini, sang anak pun ingin mencicipi apa yang pernah dirasakan ayahnya. Apalagi, dengan tambahan dua gelar Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub, Massimo bakal menggeser posisi ayahnya dari daftar pemimpin terbaik Inter sepanjang masa.

Prestasi Massimo Moratti: 4 gelar scudetti (2005-06, 2006-07, 2007-08, 2008-09), 2 Coppa Italia (2004-05, 2005-06), 1 Piala UEFA (1997-98), ..+ Treblle Winers +

Tidak ada komentar:

Posting Komentar