Entri Populer

Senin, 23 Mei 2011

Banyak Ngobrol dengan Ponsel akan Kurangi Kesuburan Pria?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bagi anda pria yang hobi mengobrol di ponsel, mungkin anda harus mengurangi kebiasaan anda itu bila ingin memiliki keturunan.
Para peneliti dari Queen University, Kanada, menemukan bahwa penggunaan ponsel bisa menurunkan kualitas sperma dan mengantar pada penurunan kesuburan.
Tim itu menemukan bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh telepon genggam memiliki hubungan kesatuan dengan hormon pria.
"Penemuan kami sedikit membingungkan. Kami berharap menemukan hasil berbeda, tetapi hasil yang kami temukan menunjukkan bahwa bisa ada mekanisme menarik saat bekerja," kata Dr Rany Shamoul, pemimpin penelitian, seperti dikutip Daily Mail.
Tim peneliti menemukan bahwa para pria yang dilaporkan menggunakan ponsel memiliki tingkat sirkulasi tetosteron lebih tinggi tetapi mereka juga memiliki tingkat hormon pelutein (luteinizing hormone/LH) lebih rendah.
Hormon itu merupakan hormon reproduktif yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari di dalam otak.
Para peneliti berpikir bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel bisa memiliki dua aksi pada tingkat hormon dan kesuburan pria.
Gelombang elektromagnetik bisa meningkatkan jumlah sel-sel dalam testis yang menghasilkan testosteron, bagaimanapun juga itu juga bisa menurunkan tingkat hormon pelutein yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Hal itu bisa menghalangi perubahan testosteron yang lebih aktif, bentuk kuat dari testosteron yang dikaitkan dengan produksi sperma dan kesuburan.
Dr Shamloul menyimpulkan lebih banyak di penelitian mendalam yang dibutuhkan untuk memeriksa cara tepat di mana gelombang elektromagnetik mempengaruhi kesuburan pria.
Penelitian itu muncul hanya dua bulan setelah para pengguna ponsel di Inggris disarankan oleh pemerintah untuk mengirim SMS atau menggunakan perangkat "hands free" daripada menelepon.
Departemen kesehatan Inggris mengatakan hal itu akan mengurangi para pengguna dari paparan radiasi yang dipancarkan oleh perangkat itu.
Dalam pembaruan pertama untuk selebaran Ponsel dan Kesehatan Inggris sejak tahun 2005, dinas kesehatan menambahkan riset lebih lanjut diperlukan dalam pengaruh jangka panjang penggunaan ponsel.
Mereka menyatakan belum ada "bukti jelas mengenai efek merugikan kesehatan" dari penggunaan ponsel atau dari pemancar telepon.
Mereka menambahkan:"Sebagaimana orang hanya menggunakan ponsel selama bertahun-tahun yang relatif sedikit, HPA (Health Protection Agency) menyarankan dilakukan lebih banyak riset, terutama untuk menyelidiki apakah kemungkinan ada pengaruh jangka panjang."

Rabu, 18 Mei 2011

Waiting For The End

Ini bukan akhir
Ini bukan awal,
Hanya suara seperti kerusuhan
Goyang setiap revisi
Tapi Anda mendengarkan nada
Dan irama kekerasan
Meskipun kata-kata terdengar mantap
Sesuatu yang kosong mereka dalam '

Kami mengatakan Yeah!
Dengan tinju terbang di udara
Seperti kita memegang sesuatu
Itu terlihat di sana,
Karena kita hidup pada belas kasihan
Rasa sakit dan rasa takut
Sampai kita mati itu, Lupakan saja,
Biarkan semuanya menghilang.

Menunggu akhir untuk datang
Berharap aku punya kekuatan untuk berdiri
Ini bukanlah apa yang saya rencanakan
Ini di luar kendali saya ....

Terbang pada kecepatan cahaya
Pikiran berputar-putar di kepalaku
Begitu banyak hal yang tersisa tak terkatakan
Sulit untuk membiarkan kau pergi ...

(Oh!) Aku tahu apa yang diperlukan untuk melanjutkan,
Aku tahu bagaimana rasanya untuk berbohong,
Aku ingin melakukan
Apakah perdagangan hidup ini untuk sesuatu yang baru
Berpegang pada apa yang saya tidak punya

Duduk di sebuah ruangan kosong
Mencoba untuk melupakan masa lalu
Ini tidak pernah dimaksudkan untuk terakhir,
Saya berharap itu tidak begitu ...

(Oh!) Aku tahu apa yang diperlukan untuk melanjutkan,

http://www.youtube.com/watch?v=5qF_qbaWt3Q
By : Linkin Park

Tangis Seorang Laki-laki

"Anak laki-laki kok nangis..??"

Itu sebuah doktrin orang tua yang sangat umum di sebagian masyarakat kita. Sampai mereka lupa bahwa kita dikaruniai dua mata tak sekedar untuk melihat dunia saja, melainkan untuk menitikkan air juga. Jadi sebenarnya, tak ada yang salah bila di sepanjang kehidupan, kita akan selalu dekat dengan yang namanya air mata.

Selama menjadi bayi, tangis adalah satu-satunya sarana komunikasi dengan dunia luar. Minta makan, nangis. Minta minum, nangis. Minta ganti popok yang kena pipis pun diungkapkan dengan cara yang sama. Beranjak balita, tangis adalah senjata utama untuk mengalahkan dominasi kekuasaan orang dewasa. Ingin jajan tidak diberi uang, nangislah dia sampai akhirnya hati orang tua luluh dan mau menuruti kemauannya.

Setelah belajar dewasa, kita mulai tidak adil dengan mengatakan tangis adalah milik kaum perempuan. Seolah-olah haram hukumnya bagi makhluk bernama laki-laki untuk berurai air mata. Laki-laki harus sekeras batu menghadapi kehidupan. Seolah kita lupa bahwa di balik batu gunung paling keras pun selalu ada urat air mengalir.

Air mata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal-hal yang mengusik hati nurani kita. Tangis dan airmata tidak lantas identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti laki-laki itu makhluk yang tidak punya perasaan, cuma kadarnya saja yang berbeda. Yang jelas, secara umum laki-laki itu lebih "miskin" perasaannya dari pada wanita.

Laki-laki yang gampang menangis juga bukan lelaki banci, dan tentu saja predikat ini sungguh sangat merendahkan derajat dan martabatnya serta sangat menyinggung harga dirinya, sehingga menangis adalah hal yang tabu dan pantangan bagi laki-laki. Maka, sebagai laki-laki harus tahan dalam situasi apapun, jangan sampai ada butir-butir bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proporsionalnya laki-laki dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya akan menjadikan kaum lelaki bertambah "miskin" kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah sosok yang kaku, penuh dengan perhitungan-perhitungan, dan jauh dari sosok yang lembut hati.

Laki-laki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu hal yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya perasaan yang ia miliki. Kehalusan dan kelembutan perasaan ini, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tapi justru akan menjadikan ia sebagai sosok pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan bagi orang lain. Sebab kehalusan dan kelembutan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sifat benar, sementara sabar dan benar adalah dua pilar yang harus dimiliki oleh laki-laki yang ingin sukses menjalankan fungsi ke-qowam-annya (pemimpin keluarga).

Memupuk sikap benar dengan mengenyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap ke-qowam-an menjadi tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan, dan kepekaan rasa, sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita, sebab dalam batas yang proposional menjadi hal yang harus dimiliki juga oleh laki-laki. Misalnya dalam hal kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu 'mengendalikan' istrinya itu. apalagi bila istrinya itu memiliki karekteristik yang khas dan sedikit 'rumit', tentu saja ini semua membutuhkan kepekaan rasa.

Sia-siakah Tuhan menciptakan air mata untuk laki-laki..??

Aku rasa tidak. Norma di masyarakatlah yang menyia-nyiakan itu. Laki-laki tetap butuh pundak untuk menyandarkan diri dalam tangis ketika merasa sendirian di dunia. Hanya karena laki-laki dianggap kuat dan bisa melindungi perempuan, makanya lebih banyak perempuan yang bersandar di pundak laki-laki.

Dengan demikian tangis dan air mata bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki-laki. Maka, jangan simpan tangismu wahai laki-laki bila ada sesuatu yang membuat kau ingin menangis, sebab tangis tidak selamanya identik dengan kecengengan kalau itu benar keluar dari kehalusan dan kelembutan rasa. Sementara kehalusan dan kelembutan rasa bukan hanya milik kaum wanita, tapi juga milik laki-laki, sebab adalah sesuatu yang universal setiap orang pasti punya tangis meski dengan kadar yang bebeda.

Wallahu A'lam Bisshawab.